Rabu, 08 Juni 2011

MENJELASKAN

PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Didalam mengajar dibutuhkan seorang guru yang benar-benar profesional, yang mana seorang guru tidak hanya dituntut untuk bisa mengajar saja, dan juga menguasai kelas, namun jauh dari itu seorang guru harus memiliki ilmu pengetahuan dan skill yang banyak, sehingga dapat menyampaikan ilmu yang diajarkannya kepada peserta didik.
Banyak kita temuai terkadang seorang guru hanya asal-asalan saja didalam mengajar, dan tidak mempunyai keterampilan, namun tetap saja mengajar sehingga hasilnya tidak maksimal, oleh karena itu perlu keterampilan khusus yang dimiliki oleh seorang guru.
Ada banyak sekali keterampilan didalam mengajar, namun pada pembahasan ini saya akan menguraikan tentang keterampilan Menjelaskan yang harus dikuasai oleh guru didalam mendidik anak-anaknya agar lebih termotivasi didalam belajar.

B.    RUMUSAN MASALAH
          Adapun yang menjadi rumusan masalah didalam pembahasan makalah ini adalah :
1.      Apa Pengertian Keterampilan Menjelaskan ?
2.      Bagaimana Hakekat keterampilan menjelaskan ?
3.      Apa tujuan, manfaat, dan pentingnya keterampilan menjelaskan?
4.      Komponen Keterampilan Menjelaskan ?
5.      Prinsip-prinsip menjelaskan ?






BAB II

PEMBAHASAN

KETERAMPILAN MENJELASKAN

A.  PENGERTIAN MENJELASKAN
Secara etimologis kata “menjelaskan” bermakna membuat sesuatu menjadi jelas. Dalam kegiatan menjelaskan terkandung makna pengkajian informasi secara sitematis sehingga yang menerima penjelasan mempunyai gambaran yang jelas tentang hubungan informasi yang satu dengan yang lainnya. [1]
Menjelaskan berarti menyajikan informasi lisan yang diinformasikan secara sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan. Penekanan memberikan penjelasan adalah proses penalaran siswa, dan bukan indoktrinasi.[2] Dalam kegiatan pembelajaran untuk mengetahui apakah materi yang dijelaskan telah dipahami oleh siswa atau membuat menjadi jelas bagi siswa, tentu saja untuk meyakinkan tidak cukup hanya dengan kemampuan siswa mengungkapkan kembali secara lisan konsep-konsep atau yang bersifat teori saja. Akan tetapi bagaimana siswa itu mampu menghubungkan antara teori yang baru diketahui dengan yang sudah diketahui, mengkaji sebab akibat menghubungkan antara teori dan praktek, atau dalil-dalil dengan contoh pemecahannya.
Dalam kegiatan belajar-mengajar, menjelaskan merupakan tindakan yang banyak dilakukan, terutama oleh guru. Apabila seorang guru menjelaskan, artinya guru tersebut memberikan informasi sedemikian rupa sehingga siswa benar-benar mengerti dan memahami apa yang diinformasikan oleh guru.[3]
Menjelaskan adalah mendeskripsikan secara lisan tentang sesuatu benda, keadaan, fakta dan data sesuai dengan waktu dan hokum-hukum yang berlaku.[4]
Menjelaskan merupakan suatu aktivitas yang sangat penting dikuasai oleh calon guru. Hal ini mengingat inti dari pekerjaan guru adalah berkomunikasi dengan siswa. Pada kenyataannya kebanyakan siswa belum terbiasa belajar secara mandiri dan mampu memahami yang dipelajarinya secara lebih baik. Disamping itu tidak sedikit para siswa dihadapkan pada keterbatasan sumber belajar, terutama buku-buku yang dimilikinya. Dengan demikian kemampuan menjelaskan berbagai konsep dan topik secara tepat sehingga dapat dipahami oleh siswa.[5]
Dari beberapa pengertian menjelaskan menurut pendapat para ahli diatas, dapat penulis simpulkan bahwa “Menjelaskan merupakan tindakan yang banyak dilakukan terutama oleh guru dimana guru memberikan informasi sedemikian rupa sehingga siswa benar-benar mengerti dan memahami apa yang diinformasikan oleh guru.”
Memberikan penjelasan merupakan salah satu aspek yang penting dalam perbuatan guru. Beberapa alasan mengapa hal ini sangat perlu yaitu:
a.       Pada Umumnya Interaksi komunikasi lisan di dalam kelas di dominasi oleh guru
b.      Sebagian besar kegiatan guru adalah memberikan informasi. Oleh karena itu efektivitas pembicaraan perlu ditingkatkan
c.       Penjelasan yang diberikan oleh guru sering tidak jelas
d.      Tidak semua siswa dapat menggali sendiri informasi yang diperoleh
e.       Sumber informasi yang diperoleh siswa sering terbatas
f.       Guru sering tidak dapat membedakan antara menceritakan dengan memberikan penjelasan.[6]
B.    HAKEKAT KETERAMPILAN MENJELASKAN
              Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung kadang-kadang secara spontan ada siswa mengacungkan tangan dan berkata, maaf pak, atau bu, saya belum mengerti tentang apa yang dijelaskan oleh bapak/ ibu. Tolong ibu menjelaskan lagi kepada kami.
               Dari situ kita bisa menangkap bahwa pesan yang kita ajarkan belum sepenuhnya bisa dimengerti dan dipahami oleh siswa. Walaupun sudah bisa diterima namun mungkin masih samar-samar diterima oleh siswa, sehingga menuntut guru untuk mengulangi menjelaskannya. Kalau begitu                        secara sederhana dapat dikatakan bahwa keterampilan menjelaskan adalah upaya untuk memperjelas atau membuat sesuatu menjadi lebih jelas.
                     
C. TUJUAN, DAN MANFAAT KETERAMPILAN MENJELASKAN
Tujuan Keterampilan menjelaskan adalah :
1.      Untuk membimbing siswa memahami dengan jelas terhadap suatu yang dipelajari
2.      Untuk membimbing siswa memahami konsep, hukum, dalil dan unsur-unsur yang tekait dengan sesuatu yang dijelaskan secara objektif dan bernalar.
3.      Untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas dalam memecahkan masalah melalui penerapan cara berfikir secara kritis, analitis, logis, dan sistematis.
4.      Untuk membantu memenuhi rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu permasalahan yang dihadapi
5.      Untuk mendapatkan balikan dari siswa tentang pemahaman terhadap sesuatu yang dijelaskan.
Manfaat metode menjelaskan akan diperoleh terutama dalam hal :
a.           Meningkatkan efektivitas penjelasan atau pembicaraan yang dilakukan, sehingga guru dapat memilih bentuk dan jenis penjelasan yang dapat memperjelas permasalahan dan memiliki makna bagi pembelajaran.
b.          Memproyeksikan tingkat pemahaman yang telah dimiliki siswa melalui penjelasan yang telah dilakukan.
c.           Memfasilitasi siswa memanfaatkan sumber pembelajaran secara luas dan bervariasi
d.          Memecahkan kekurangan sumber pembelajaran yang dimiliki siswa.
Manfaat lain dari kegiatan menjelaskan yaitu :
-          Dapat Membimbing siswa untuk memahami dengan jelas, juga pertanyaan mengapa, yang mereka ajukan atau dikemukakan oleh guru
-          Dapat menolong  siswa untuk memahami dan mendapatkan hokum, dalil-dalil prinsip ilmu dengan contoh sehari-hari secara objektif dan bernalar.
-          Dapat melibatkan murid secara aktif ikut berfikir
-          Dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih giat belajar
-          Dapat memperluas bagi anak untuk menguasai materi yang dipelajari.[7]
Pentingnya keterampilan menjelaskan
a.       Tidak semua siswa dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau sumber lainnya. Untuk menanggulangi hal tersebut guru membantu mereka dengan menjelaskan hal-hal yang diperlukan
b.      Penjelasan yang diberikan oleh guru kadang-kadang tidak jelas bagi siswa, tetapi jelas bagi guru itu sendiri. Dalam hal ini kemampuan mengenal  tingkat pemahaman siwa amat penting dalam menyajikan suatu penjelasan.
c.       Kebiasaan yang masih sering dilakukan dalam pembelajaran di kita yaitu guru cendrung lebih mendominasi kelas, dan sebagian besar kegiatan guru adalah memberikan informasi lisan atau menjelaskan, makan sangatlah penting bagi setiap guru untuk meningkatkan efektivitas pembicaraan sehingga benar-benar dapat memberikan penjelasan yang bermakna bagi siswa.
d.       Kurangnya sumber yang tersedia yang dapat dimanfaatkan siswa dalam proses belajar mengajar. Guru perlu membantu siswa dengan cara memberikan informasi lisan berupa penjelasan yang cocok dengan tujuan yang ingin dicapai.[8]
          Unsur-unsur keterampilan menjelaskan
Ada dua hal pokok yaitu pertama : keterampilan merencanakan penjelasan,  dan yang kedua : keterampilan menyajikan penjelasan itu sendiri. Suatu rencana menggambarkan apa yang akan dilaksanakan, sedangkan pelaksanaan merupakan refleksi dari apa yang telah direncanakan. Oleh karena itu dua unsur pokok dalam keterampilan menjelaskan yaitu perencanaan, dan pelaksanaan saling mempengaruhi dan menentukan dalam keterampilan menjelaskan, oleh karena itu guru dituntut untuk memahami kedua hal tersebut.
a.  Ketrampilan Merencanakan Penjelasan
1. Merencanakan materi  yang akan dijelaskan, materi yang akan dijelaskan harus memenuhi atau mempertimbangkan  segi :
-              Validitas  isi, yaitu materi yang diajarkan sudah teruji kebenarannya
-              Kelayakan isi, yaitu terutama dilihat dari tingkat kesulitan dan kemudahan isi/ materi yang akan disampaikan
-              Menganalisis masalah yang terdapat dalam materi
-              Menetapkan jenis hubungan antara unsur-unsur  yang berkaitan seperti perbedaan, pertentangan, saling menunjang dan lain sebagainya
-              Menelaah hokum, rumus, dalil-dalil prinsip atau generalisasi yang mungkin dapat digunakan untuk memperjelas bahan atau materi, serta kemungkinan penerapan dalil tersebut dalam situasi yang berbeda.
2.      Merencanakan saluran alat media yang akan digunakan didalam menjelaskan.
3.      Menganalisis karakteristik siswa sebagai sasaran penerima pesan yang akan dijelaskan.


b.  Keterampilan melaksanakan Penjelasan
1. Kejelasan.
                    Jelas atau tidaknya materi yang akan dijelaskan banyak tergantung pada tingkat kejelasan dari penyampaian pesan. Unsur yang akan memperjelas penyampaian pesan atau materi antara lain ; kepasihan berbicara, penggunaan bahasa yang baik dan benar, susunan kalimat, penggunaan istilah yang sesuai dengan perbendaharaan bahasa yang dimiliki oleh siswa, dan unsur-unsur lain yang terkait dengan bahasa lain
2. Contoh dan ilustrasi
Contoh dan ilustrasi yang tepat harus digunakan untuk menunjang penjelasan yang disampaikan kepada siswa. Pada setiap siswa ada kemampuan untuk mempertautkan antara satu bahasan yang satu dengan bahasan yang lain diluar pembelajaran.[9]
3  Penekanan
Pemberian penekanan kadang-kadang diperlukan dengan maksud untuk memperjelas pemahaman siswa. Ketika guru menjelaskan materi pembelajaran secara panjang lebar, kadang –kadang  keterkaitan dengan substansi  materi hanya sedikit dan masih membingungkan bagi siswa. Dalam hal ini pemberian penekanan sangat diperlukan untuk memfokuskan pemahaman siswa terhadap pokok-pokok materi yang dijelaskan.
4.   Balikan
 Melalui penyampaian pertanyaan kepada siswa, siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan kembali pokok-pokok materi, memperhatikan ekspresi siswa, melakukan unjuk rasa maupun bentuk-bentuk kegiatan lain yang sejenis, dapat dijadikan alternatif untuk mengecek tingkat pemahaman siswa.



D.  KOMPONEN KETERAMPILAN MENJELASKAN
       Komponen menjelaskan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
1.      Merencanakan materi penjelasan yang mencakup :
a. menganalisis masalah,
b. menentukan hubungan, serta
c. menggunakan hukum, rumus, dan generalisasi yang sesuai.
2.      Menyajikan penjelasan, yang mencakup :
a.       kejelasan, yaitu keterampilan yang erat kaitannya dengan penggunaan bahasa lisan,
b.      penggunaan contoh dan ilustrasi, yang bisa dilakukan dengan pola induktif atau deduktif,
c.       pemberian tekanan yang dapat dilakukan dengan berbagai variasi gaya mengajar, dan membuat struktur sajian, dan
d.      balikan, yang bertujuan untuk mendapat informasi tentang tingkat pemahaman siswa, baik melalui pertanyaan mapun melalui tugas.
Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, dan akhir pelajaran, dengan selalu memperhatikan karakteristik siswa yang diberi penjelasan serta materi/ masalah yang dijelaskan.[10]

E.  PRINSIP-PRINSIP MENJELASKAN
a.       Penjelasan dapat diberikan di awal, di tengah, atau di akhir jam pertemuan, tergantung kepada keperluan
b.      Penjelasan dapat diselingi Tanya jawab
c.       Penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran
d.      Penjelasan dapat diberikan bila ada pertanyaan dari siswa atau direncanakan oleh guru
e.       Memberi penjelasan harus bermakna bagi siswa
f.       Penjelasan harus sesuai dengan latar belakang dan kemampuan siswa. [11]

  Materi yang dijelaskan harus sesuai dengan kompetensi dasar, dan bermakna bagi peserta didik. Penjelasan yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat kemampuan peserta didik.[12]
  Agar penjelasan yang diberikan dapat dipahami sesuai dengan tujuan yang diharapkan, dalam penyajiannya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut. Kejelasan, yaitu keterampilan yang erat kaitannya dengan penggunaan bahasa lisan, penggunaan contoh dan ilustrasi, yang bisa dilakukan dengan pola induktif atau deduktif, pemberian tekanan yang dapat dilakukan dengan berbagai variasi gaya mengajar, dan membuat struktur sajian, dan balikan, yang bertujuan untuk mendapat informasi tentang tingkat pemahaman siswa, baik melalui pertanyaan mapun melalui tugas.
Selain hal-hal di atas, terdapat dua pola yang memiliki efektivitas tinggi dalam menghubungkan contoh dan dalil,  yaitu:
•     Pola induktif, yaitu diberikan contoh terlebih dahulu kemudian ditarik kesimpulan umum atau dalil (rumus).
•     Pola deduktif, yaitu hukum, rumus atau generalisasi dikemuka-kan lebih dahulu, kemudian diberikan contoh-contoh secara rinci untuk memperjelas hukum, rumus atau generalisasi yang telah dikemukakan.








BAB III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas ditarik kesimpulan bahwa  Penjelasan adalah Penyampaian pesan agar mudah dimengerti oleh orang lain.  Dalam penggunaan dalil dan contoh ini, ada kata-kata khusus yang biasa digunakan sebagai kata-kata penghu-bung dan ungkapan-ungkapan khusus. Untuk mengaitkan ide utama dan yang kurang penting digunakan kata-kata: jika.. .maka, walaupun begitu, sehingga, sementara itu, dalam pada itu, juga, karena, sebab, dan sebagainya. Untuk menghubungkan ide-ide yang sama penting-nya, digunakan kata-kata, seperti sementara itu, dalam pada itu, juga, selanjutnya, hanya, oleh karena itu, jadi, atau akibatnya. Dengan isti-lah-istilah tersebut, guru tidak hanya memperjelas penyajian, tetapi sekaligus menekankan keterkaitan atau menunjukkan hubungan.
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa dalam memberikan penjelasan perlu menggunakan intonasi bahasa sesuai dengan materi yang dijelaskan. Dalam pada itu perlu ada variasi dalam memberikan tekanan, perlu pula membuat struktur sajian, yaitu memberikan informasi yang memberikan arah atau tujuan utama sajian. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara:
o     Memberikan ikhtisar dan pengulangan.
o     Menguraikan atau mengatakan dengan kalimat lain tentang jawaban yang diberikan peserta didik.
o     Memberikan tanda atau isyarat lisan, seperti pertama, kedua, dan sebagainya.
B.   SARAN
Pada waktu memberikan penjelasan, hendaknya guru memper-hatikan gerak-gerik dan mimik peserta didik, apakah penjelasan yang diberikan dapat dipahami atau meragukan, menyenangkan atau membosankan, dan apakah menarik perhatian atau tidak. Untuk kepentingan tersebut, perhatikanlah mereka selama memberikan penjelasan, ajukan pertanyaan-pertanyaan dan berilah kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.
DAFTAR PUSTAKA

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional  Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.

Udin S Winata Putra, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: Universitas Terbuka, 2002.
Goerge Brown, Pengajaran Mikro: Program ketrampilan mengajar, Surabaya: Erlangga University Press, 1991
http://massofa.wordpress.com/2008/01/11/ketrampilan-menjelaskan-dan-ertanya/ (diakses 13 April 2010- Pukul 11.35 WIB).
JJ. Hasibuan, Dip. Ed, dan Drs. Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2008.
Kunandar, 2007, Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dan Sukses dalam Sertifikasi guru), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Modul 10-Modul 21, Micro Teaching,
Soetomo, Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), hlm.
Wiryawan, Sri Anitah dan Noorhadi. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), hal.













[1]Udin S Winata Putra, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: Universitas Terbuka, 2002), hal. 7.60.
[2]JJ. Hasibuan, Dip. Ed, dan Drs. Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2008), hal. 70.
[3](http://massofa.wordpress.com/2008/01/11/ketrampilan-menjelaskan-dan-ertanya/ (diakses 13 April 2010- Pukul 11.35 WIB).
[4]E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional  (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 80.
[5]Ibid., hlm. 156.
[6]JJ. Hasibuan, Op.cit., hal.70.
[7]Soetomo, Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), hlm. 109.
[8]Goerge Brown, Pengajaran Mikro: Program ketrampilan mengajar, (Surabaya: Erlangga University Press, 1991), hal. 42.
[9]Kunandar, 2007, Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dan Sukses dalam Sertifikasi guru), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), hal. 30.
[10]Modul 10-Modul 21, Micro Teaching, hal. 5
[11]JJ. Hasibuan, op.cit., hal. 71.
[12]Wiryawan, Sri Anitah dan Noorhadi. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), hal. 52.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar